.1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan haridengan siklus 5 harian :1. Kliwon/ Kasih2. Legi / Manis3. Pahing / Jenar4. Pon / Palguna5. Wage / Kresna/ Langking2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian1. Tungle / Daun2. Aryang / Manusia3. Wurukung/ Hewan4. Paningron / Mina/Ikan5. Uwas / Peksi/Burung6. Mawulu / Taru/Benih.3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian :1. Minggu / Radite2. Senen / Soma3. Selasa / Anggara4. Rebo / Budha5. Kemis / Respati6. Jemuwah / Sukra7. Setu / Tumpak/Saniscara4. Hastawara – Padewan, Perhitungan hari dengan siklus 8 harian :1. Sri2. Indra3. Guru4. Yama5. Rudra6. Brama7. Kala8. Uma5. Sangawara – Padangon, Perhitungan hari dengan siklus 9 harian :1. Dangu / Batu2. Jagur / Harimau3. Gigis / Bumi4. Kerangan / Matahari5. Nohan / Rembulan6. Wogan / Ulat7. Tulus / Air8. Wurung / Api9. Dadi / Kayu6. Wuku, Perhitungan hari dengan siklus mingguan dari 30 wuku :1. Sinta……..11. Galungan……..21. Maktal2. Landhep……12. kuningan……..22. Wuye3. Wukir……..13. Langkir………23. Manahil4. Kurantil…..14. Mandhasiya……24. Prangbakat5. Tolu………15. Julungpujud…..25. Bala6. Gumbreg……16. Pahang……….26. Wugu7. Warigalit….17. Kuruwelut…….27. Wayang8. Warigagung…18. Marakeh………28. Kulawu9. Julungwangi..19. Tambir……….29. Dhukut10. Sungsang….20. Medhangkungan…30 Watugunung7. Sasi Jawa – ada 12 :1. Sura………5. Jumadilawal…9. Poso2. Sapar……..6. Jumadilakhir..10. Sawal3. Mulud……..7. Rejeb………11. Dulkangidah4. Bakdomulud…8. Ruwah………12. Besar8. Tahun Jawa – ada 8 :1. Alip……..4. Je….7. Wawu2. Ehe………5. Dal…8. Jimakir3. Jimawal…..6. Be9. Windu – umurnya 8 tahun :1. Adi / Linuwih2. Kuntara / Ulah3. Sengara / Panjir4. Sancaya / Sarawungan10. Lambang – umurnya 8 tahun jumlahnya ada 2 :1. Lambang Langkir2. Lambang Kulawu.11. Kurup – umurnya 15 windu atau 120 tahun, ada 7 kurup (menurut tanggal 1 Suro tahun Alip) :1. Senen /Isananiyah….5. Jemuah / Jamngiyah2. Selasa Salasiyah…..6. Setu / Sabtiyah3. Rebo / Arbangiyah….7. Akad / akdiyah4. Kemis / Kamsiyah12. Mangsa- jumlahnya 12 :1. Kasa / Kartika2. Karo / Pusa3. Katiga / Manggasri4. Kapat / Setra5. Kalima / Manggala6. Kanem / Maya7. Kapitu / Palguna8. Kawolu / Wisaka9. Kasanga / Jita10. Kasepuluh / Srawana11. Kasewelas / Sadha12. Karolas / AsujiSistim Penanggalan Jawa disebut juga Penanggalan Jawa Candrasangkala atau perhitungan penanggalan bedasarkan peredaran Bulan mengitari Bumi. Petungan penanggalan Jawa sudah dicocokkan dengan penanggalan Hijriah.namun demikian pencocokkan ini bukanlah menjiplak sepenuhnya juga memperhunakan perhitungan yang rumit oleh para leluluhur kita.Ada perbedaan yang hakiki antara sistim perhitungan penanggalan Jawa dengan penanggalan Hijriah, perbedaan yang nyata adalah pada saat penetapan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan.Candrasangkala Jawa menetapkan bahwapergantian hari ketika pergantian sasi waktunya adalah tetap yaitu pada saat matahari terbenam (surup – antara pukul 17.00 sampai dengan 18.00), sedangkan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan pada penanggalan Hijriah ditentukan melalui Hilal dan Rukyat.Mencari hari baikDalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada 5, tiap hari tentu adarangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.Menurut peritungan Jawa pada umumnyadikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah berlainan;•Akad (Minggu) jumlah naptu 5•Senen (Senin) jumlah naptu 4•Selasa (selasa)jumlah naptu 3•Rebo (Rabu) jumlah naptu 7•Kemis (Kamis) jumlah naptu 8•Jumuah (Jum’at)jumlah naptu 6•Setu (Sabtu) jumlah naptu 9Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh Dasaran. dikenal adanya 5 pasaran yaitu•Kliwon jumlah naptunya 8•Legi jumlah naptunya 5•Pahing jumlah naptunya 9•Pon jumlah naptunya 7•Wage jumlah naptunya 4Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinanHari dan pasaran dari kelahiran dua calontemanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang(dikurangi) sembilan.Misalnya :Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10,dibuang 9 sisa 1Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:Apabila sisa:1 dan 4 : banyak celakanya1 dan 5 :bisa1 dan 6 : jauh sandang pangannya1 dan 7 : banyak musuh1 dan 8 : sengsara1 dan 9 : menjadi perlindungan2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya2 dan 3 : salah seorang cepat wafat2 dan 4 : banyak godanya2 dan 5 : banyak celakanya2 dan 6 : cepat kaya2 dan 7 : anaknya banyak yang mati2 dan 8 : dekat rejekinya2 dan 9 : banyak rejekinya3 dan 3 : melarat3 dan 4 : banyak celakanya3 dan 5 : cepat berpisah3 dan 6 : mandapat kebahagiaan3 dan 7 : banyak celakanya3 dan 8 : salah seorang cepat wafat3 dan 9 : banyak rejeki4 dan 4 : sering sakit4 dan 5 : banyak godanya4 dan 6 : banyak rejekinya4 dan 7 : melarat4 dan 8 : banyak halangannya4 dan 9 : salah seorang kalah5 dan 5 : tulus kebahagiaannya5 dan 6 : dekat rejekinya5 dan 7 : tulus sandang pangannya5 dan 8 : banyak bahayanya5 dan 9 : dekat sandang pangannya6 dan 6 : besar celakanya6 dan 7 : rukun6 dan 8 : banyak musuh6 dan 9 : sengsara7 dan 7 : dihukum oleh istrinya7 dan 8 : celaka karena diri sendiri7 dan 9 : tulus perkawinannya8 dan 8 : dikasihi orang8 dan 9 : banyak celakanya9 dan 9 : liar rejekinyaNeptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :1 = Getho, jarang anaknya,2 = Gembi, banyak anak,3 = Sri banyak rejeki,4 = Punggel, salah satu akan matiHari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :Ahad dan Ahad, sering sakitAhad dan Senin, banyak sakitAhad dan Selasa, miskinAhad dan Rebo, selamatAhad dan Kamis, cekcokAhad dan Jumat, selamatAhad dan Sabtu, miskinSenen dan Senen, tidak baikSenen dan Selasa, selamatSenen dan Rebo, anaknya perempuanSenen dan Kamis, disayangiSenen dan Jumat, selamatSenen dan Sabtu, direstuiSelasa dan Selasa, tidak baikSelasa dan Rebo, kayaSelasa dan Kamis, kayaSelasa dan Jumat, berceraiSelasa dan Sabtu, sering sakitRebo dan Rebo, tidak baikRebo dan Kamis, selamatRebo dan Jumat, selamatRebo dan Sabtu, baikKamis dan Kamis, selamatKamis dan Jumat, selamatKamis dan Sabtu, celakaJumat dan Jumat, miskinJumat dan Sabtu celakaSabtu dan Sabtu, tidak baikHARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN(baik buruknya bulan untuk mantu):1. Bulan Jw. Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)2. Bulan Jw. Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)3. Bulan Jw Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)4. Bulan jw. Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)5. Bulan Jw. Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)6. Bulan Jw. Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat8. Bulan Jw. Ruwah : selamat9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)10. Bulan Jw. Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)11. Bulan Jw. Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai)12. Bulan Jw. Besar : senang dan selamatBULAN TANPA ANGGARA KASIHHari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siangharinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang diangggap penting.Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhirdan besar2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro danrejeb4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan DulkaidkahSAAT TATALSaat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat,jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki,jam 13-12 selamat jam 13.36 pangkalan.HARI PASARAN UNTUK PERKAWINANNeptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utaraDalam berdagang orang jawa mempunyaipetungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah. Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen)terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masingmemiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberikesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan manterarajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya,yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik untuk menentukanjenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam, sebagaimana waktu dan arah mata angin.Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkanwaktu kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi pedagang.Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran yang bersangkutan.Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.Di Cina petung itu ada dalamKitab Pek Ji atau Pak Che(delapan angka) yang juga berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam kelahiran nilai 2.Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya sendiriUntuk perhitungan mendirikan / pindahanrumahA. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :1. Bulan Sura = tidak baik2. Bulan Sapar = tidak baik3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik5. Bulan Jumadilawal = tidak baik6. Bulan Jumadilakir = kurang baik7. Bulan Rejeb = tidak baik8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik10. Bulan Sawal = sangat tidak baik11. Bulan Dulkaidah = cukup baik12. Besar = sangat baikBerdasarkan perhitungan diatas, bulan ygbaik adalah :Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.1. Suami = 29 Agustus 1973- Rabu = 7- Kliwon = 8- Neptu (Total) = 152. Istri = 21 Desember 1976- Selasa = 3- Kliwon = 8- Neptu (Total) = 11Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.PANCASUDA :1. Sri = Rejeki Melimpah2. Lungguh = Mendapat Derajat3. Gedhong = Kaya Harta Benda4. Lara = Sakit-Sakitan5. Pati = Mati dalam arti LuasLalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9)+ Pahing (9) = 18.7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak BaikDari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :Terbaik 1 :a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)Terbaik 2 :a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)Terbaik 3 :a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 haribaik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,yaitu:1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.2. Bulan Ruwah (Sakban)Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.3. Bulan DulkaidahCukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.4. Bulan Besar.Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair batin, serta dihormati.Terbaik 1 :1. Selasa Pon,2. Jumat Wage,3. Minggu Legi,4. Rabu Kliwon,5. Kamis Pon,6. Jumat Pahing,Terbaik 2 :7. Senin Pon,8. Selasa Kliwon,9. Rabu Wage,10. Jumat legi,11. Rabu Pahing,12. Kamis Kliwon,13. Sabtu Pon,Terbaik 3 :14. Selasa Wage,15. Senin Kliwon,16. Selasa Pahing,17. Rabu Legi,18. Kamis Wage,19. Minggu Pon,20. Kamis Pahing,21. Sabtu Kliwon,Contoh : Jum’at Pahing- 20 April 2007- 07 September 2007- 21 Desember 2007Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanyabintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut adalah sebagai berikut:1 . Sinta dewa pelindung Dewa Betara Jamadipati2. Landep dewa pelindung Dewa Betara Mahadewa3. Wukir dewa pelindung Dewa Betara Mahajekti4. Kurantil dewa pelindung Dewa Betara Langsur5. Tolu dewa pelindung Dewa Betara Baju6. Gumbreg dewa pelindung Dewa BetaraTjandra7. Warigalit dewa.pelindung Dewa Betara Asmara8. Warigagung dewa pelindung Dewa Betara Maharesi9. Djulungwangi dewa pelindung Dewa Betara Sambu10. Sungsang dewa pelindung Dewa Betara Gana11. Galungan dewa pelindung Dewa Betara Kamadjaja12. Kuningan dewa pelindung Dewa Betara Indera13. Langkir dewa pelindung Dewa Betara Kala14. Mandasija dewa pelindung Dewa Betara Brama15. Djulungpudjud dewa pelindung Dewa Betara Guritna16. Pahang dewa pelindung Dewa Betara Tantra17. Kuruwelut dewa pelindung Dewa Betara Wisnu18. Marakeh dewa pelindung Dewa Betara Surenggana19. Tambir dewa pelindung Dewa Betara Siwah20. Medangkungan dewa pelindung DewaBetara Basuki21. Maktal dewa pelindung Dewa Betara Sakri22. Wuje dewa pelindung Dewa Betara Kuwera23. Manahil dewa pelindung Dewa BetaraTjitragotra24. Prangbakat dewa pelindung Dewa Betara Bisma25. Bala dewa pelindung Dewa Betari Durga26. Wugu dewa pelindung Dewa Betara Singdjalma27. Wajang dewa pelindung Dewa Betari Sri28. Kuwalu dewa pelindung Dewa Betara Sadana29. Dukut dewa pelindung Dewa Betara Sakri30. Watugunung dewa pelindung Dewa Betara AnantabogaDalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran kedua calon pengantin tersebut. Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25 maka hubungankedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabiladikurangi 24 tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3). Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati (Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai perhitungan ini.Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu:- Orang yang tinggal saling berhadapan- Orang yang tinggal saling membelakangi(ketemu punggung)- Orang yang tinggal tepat bersebelahan di kanan kiriDemikian keterangannya, semoga bermanfa’at…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar